Like An Athena – Prologue

req-jhr-like-an-athena-by-laykim

Like an Athena

Prologue

.

Kim Jae Joong –– Jung Hyo Rim –– Shim Chang Min

Full of Romance, Adult Story

JHR Presents!

Beautiful Poster by : Laykim @ Indo Fanfictions Art

.

WARNING!!! This story is contains adultry and full romance!!!

DON’T BE A PLAGIARISM. NOT INTERESTING? PRESS BACK BUTTON!

.

.

.

Jae Joong menguap beberapa kali sambil menggosok-gosok hidungnya yang tersumbat. Ini hari pertamanya bangun pagi semenjak dirinya berkuliah di Kyung Hee, terlalu pagi untuk mengingatkanya mengamankan Yoon Ha dari peloncoan teman-temanya sebagai mahasiswa baru.

Ini adalah tahun terakhirnya dan tahun pertama Yoon Ha di kampus. Sebagai seorang sahabat, mustahil bagi Jae Joong menolak permintaan Jun Su untuk menjaga pacarnya yang temperamental itu. Meskipun selama lebih dari tiga tahun Yoon Ha sudah mendapatkan perawatan intensif tentang alzheimernya, Jae Joong meragukan kalau Yoon Ha sudah berubah.

Demi Tuhan dia tidak takut kalau terjadi apa-apa pada gadis itu, Jae Joong lebih takut bila Yoon Ha yang melukai orang lain seperti yang seringkali di lakukanya di sekolah.

Jae Joong melirik swiss army-nya, sudah yang kedelapan kali dan Jun Su baru saja datang lengkap dengan topi dan kacamata hitamnya untuk mengantar Yoon Ha ke kampus. Sebagai selebriti terkenal, Jun Su mungkin sedang berusaha menyamar.

Tapi bagi Jae Joong, Jun Su malah lebih terlihat sangat mencolok, kacamata berbingkai tebal dan jaket lusuh rasanya cukup bisa untuk membuatnya terlihat berbeda seperti yang di lakukanya dulu untuk bisa masuk ke sekolah asrama dan mengejar-ngejar Yoon Ha pujaan hatinya itu.

“Bagus sekali! Aku tidur sangat sedikit semalam dan harus bangun pagi karena menunggu kalian.” Jae Joong menggerutu, Jun Su dan Yoon Ha datang dengan sangat terlambat daripada waktu yang mereka janjikan.

Ia menguap sekali lagi, dan membayangkan kembali apa yang sudah di lakukanya tadi malam. Bercinta dengan pacar baru setidaknya bisa membuatnya lebih semangat belajar. Hiburan yang baru di lakukanya beberapa tahun belakangan saat ia menyadari betapa banyak gadis-gadis di kampus yang menyukainya. Di asrama Jae Joong tidak pernah melihat perempuan lain selain Yoon Ha dan Kakak perempuanya, Kim Ji Min yang merupakan guru di asrama itu.

 “Maaf, Aku harus menghindari beberapa orang wartawan untuk membuat Yoon Ha aman!” Jun Su berusaha membela diri, sebelah tanganya masih menggandeng erat Yoon Ha sejak mereka keluar dari dalam mobil dan sekarang berakhir di salah satu tangga kampus dimana Jae Joong duduk dengan tenangnya.

“Memangnya kenapa kalau Yoon Ha dilihat wartawan? Kau takut kalau semua wartawan cidera karenanya?”

“Jangan sampai aku memukulmu, Jae Sunbae!” Yoon Ha mengerang. Jun Su tertawa ringan, dia sangat hapal kalau Jae Joong dan Yoon Ha adalah rival yang seringkali berdebat dan bahkan beberapa kali dengan brutal Yoon Ha melukai Jae Joong.

Tapi hanya Jae Joong yang paling paham dengan Yoon Ha bila di bandingkan dengan dirinya. “Aku hanya ingin merahasiakanya beberapa waktu lagi sampai Aku siap untuk mengumumkan siapa wanita yang paling ku cintai di depan publik!”

Sekarang giliran Jae Joong yang tertawa. Ia sama sekali tidak bermaksud mengejek, tapi perutnya selalu terasa seperti di gelitik setiap kali ada seseorang yang mengatakan kata cinta. Baginya cinta itu masih sangat misterius dan belum di temukan olehnya sekarang, atau mungkin oleh siapapun di dunia.

Semua wanita yang di kencaninya selalu mengatakan bahwa mereka mencintai Jae Joong, tapi Jae Joong tahu kalau semuanya hanya kagum terhadapnya, menyukainya karena ia cerdas, tampan dan sangat di kenal. Ya, mereka semua hanya mengagumi atau menyukai seseorang, lalu mencari-cari nama yang tepat untuk menyebut perasaan yang mereka rasakan itu hingga pada akhirnya cinta terpilih menjadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.

PLAKKK!

Bunyi tamparan itu sangat nyaring membuat telinga Jae Joong berdenging, senyumnya memudar berganti dengan keheranan dengan apa yang sudah terjadi padanya barusan. Baginya, di tampar oleh perempuan bukanlah hal yang asing, tapi di tampar oleh orang yang tidak di kenalnya membuatnya benar-benar shock.

Ia memandangi seorang gadis yang berdiri di hadapanya, rambut bergelombang berwarna coklat dengan bola mata hitam pekat. Wajahnya sangat berbeda dengan wanita-wanita asia pada umumnya. Dia lebih tinggi di bandingkan dengan wanita Korea manapun yang pernah Jae Joong temui.

Tapi melihat wajahnya, Jae Joong yakin kalau gadis itu bahkan belum berusia tujuh belas tahun. Untuk apa dia datang ke kampus ini dan menampar Jae Joong? Ini pertemuan pertamanya, dan Jae Joong belum pernah melihat gadis ini sebelumnya.

“Yak! Apa yang kau lakukan?!” Jae Joong bertanya dengan nada biasa, ia masih bisa bersabar.

“Kim Jae Joong! Itu kau kan?” Mata Jae Joong mebesar. Gadis ini tahu siapa namanya?

“Mahasiswa Ilmu Politik semester tujuh. Dua puluh tujuh pacar dalam setengah tahun? Mengencani hampir dua puluh lima perempuan di Kyung Hee termasuk mahasiswa dan dosen. Kau fikir kau ini siapa?”

“Apa maksudmu? Kenapa kau menamparku?!”

“Dengar baik-baik! Kau baru saja memutuskan hubungan dengan Seon Ah, Hwang Seon Ah kemarin sore, dan semalam kau sudah tidur dengan perempuan lain. Dimana tanggung jawabmu? Uri Seon Ah sedang mengandung anakmu dan sekarang dia sekarat di rumah sakit karena mencoba bunuh diri!”

Hwang Seon Ah hamil? Itu saja? Jae Joong tergelak sinis.

Memangnya kenapa ia harus berbuat seperti itu, Jae Joong tidak melakukanya secara paksa, wanita itu yang memintanya dan dia tidak mungkin menolak. Hanya laki-laki bodoh yang akan menolak, dan perlu di ingat bahwa Jae Joong tidak akan melakukan seks tanpa izin dan kesukarelaan dari pihak lawan dalam hal ini adalah pasanganya.

Lagi pula Jae Joong bukan orang pertama yang melakukan itu kepada Seon Ah kan?

“Lalu kau mau aku melakukan apa? Aku harus menemuinya dan mengatakan kalau aku akan bertanggung jawab?”

“Yang perlu kau lakukan adalah pergi ke laut dan tenggelamkan dirimu sendiri. Laki-laki sepertimu lebih pantas mati!”

Gadis itu mendengus keras. Dengan langkah penuh amarah dia menjauh dan meninggalkan Jae Joong yang masih terperangah.

Gadis itu benar-benar! Jae Joong menggeram. Ia mengumpulkan tenaga untuk berteriak. “Hei Nona! Kau ingin aku mati? Kau yang nantinya akan mati jika tidak bisa bersamaku!”

Tinggalkan komentar